kalender

Minggu, 01 November 2015

Brosur HI


6. Trans Pasifik Partnership (TPP)

Leaders of TPP member states.jpg
Para pemimpin negara anggota dan calon anggota TPP di pertemuan TPP tahun 2010.
Tipe Perjanjian dagang
Dirancang 3 Juni 2005
Ditandatangani 18 July 2005
Lokasi wellington, Selandia Baru
Efektif 28 Mei 2006 (Selandia Baru dan Singapura); 12 Juli 2006 (Brunei); 8 November 2006 (Chili)
Kondisi 2 ratifikasi
Pihakt 4 (brunei,chilli, singapura, dan selandia baru)
Penyimpan pemerintah selandia baru
Bahasa Inggris dan Spanyol; Inggris dipakai jika ada konflik



Perjanjian Kemitraan Ekonomi Strategis Trans-Pasifik (TPSEP atau P4) adalah perjanjian dagang  antara Brunei, Chili, Selandia Baru, dan Singapura. Tujuannya adalah mendorong liberalisasi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik.
Sejak 2010, negosiasi dilakukan untuk merumuskan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang merupakan perluasan dari TPSEP. TPP adalah rencana perjanjian dagang yang dirundingkan oleh Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, amerika srikat, dan vietnam pada Agustus 2013.
TPP sengaja digambarkan sebagai perjanjian "berstandar tinggi" yang diarahkan untuk menangani masalah perdagangan abad ke-21. Negosiasi yang berlangsung dihujani kritik dan protes dari masyarakat, aktivis, dan pejabat, dikarenakan sifatnya yang rahasia, luasnya cakupan perjanjian, dan klausul kontroversial dalam rancangan perjanjian yang bocor ke publik.
Pada tanggal 13 November, rancangan bab Hak Properti Intelektual dalama perjanjian ini dibocorkan oleh wikileaks.

Sabtu, 31 Oktober 2015

5. perang vietnam

Pada 30 April 1975, Kota Ho Chi Minh--yang dulu disebut Saigon--direbut oleh pasukan komunis dari Vietnam Utara. Kala itu, kota tersebut merupakan ibu kota Vietnam Selatan.

Pendudukan pasukan Vietnam Utara itu mengakhiri perang yang menewaskan lebih dari dua juta orag Vietnam dan 58.000 tentara Amerika Serikat, yang mendukung Vietnam Selatan.
Serangan terakhir pasukan komunis adalah ketika tank-tank menerobos istana presiden.
Perang juga membuat jutaan warga Vietnam berupaya melarikan diri, sebagian dengan berupaya memasuki Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Titik-titik Perang Vietnam

1954 - Kesepakatan Jenewa mengenai pemisahan Vietnam ditandatangani. Konsekuensi kesepakatan itu membuat pihak komunis mendapat bagian Utara yang disokong gerilyawan dan bagian Selatan yang didukung pasukan AS.
1964 - Bom AS menargetkan bagian Utara Vietnam
1965 - Perang pertama pasukan AS di Vietnam


1973 - Persetujuan Damai Paris mengenai "berakhirnya perang dan pemulihan perdamaian di Vietnam" ditandatangani. Hal ini secara resmi mengakhiri keterlibatan AS secara langsung - tetapi perang antara Vietnam Utara dan Selatan terus berlanjut.
30 April 1975 - Pasukan Vietnam Utara memasuki Saigon. Vietnam Selatan praktis diambil alih pasukan komunis dan kedua bagian menyatu setelah perang berakhir.
Image caption Perang Vietnam merupakan kekalahan pertama tentara Amerika Serikat dalam perang modern.
3. PAPEDA




Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas maluku dan papua yang biasanya disajikan dengan tongkol ikan atau mubara yang dibumbui dengan kunyit  Papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupao lem dengan rasa yang tawar. Papeda merupakan makanan yang kaya serat, rendah kolestrol dan cukup bernutrisi.
Papeda adalah salah satu makanan khas dari Papua yang terbuat dari tepung sagu murni. Tepung sagu didapatkan dengan cara memotong pokok sagu. Lalu bagian bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Inilah bahan baku sagu yang siap diolah menjadi aneka makanan khas suku Dani yang mendiami Lembah Baliem. Sebelum diolah, biasanya tepung sagu murni ini disimpan di dalam alat yang bernama tumang.
Prosesnya pembuatan papeda sebenarnya sederhana. Tepung sagu diaduk-aduk sambil dituang air mendidih secara bertahap hingga terbentuk adonan yang menyerupai gulali dan siap dimakan. Papeda pada umumnya disajikan dengan kuah ikan kuning, yaitu ikan yang dimasak dengan campuran bumbu-bumbu yang menghasilkan kuah berwarna kuning. Papeda sendiri pada dasarnya tidak berasa. Kuah ikan kuning inilah yang memberi rasa enak dan gurih pada santapan papeda.
Cara mengambil papeda terbilang unik, bukan menggunakan sendok tapi sepasang sumpit. Sumpit dipegang dengan kedua tangan, diputar dengan cepat sehingga menghasilkan gulungan gulali papeda hingga putus. Saat sudah terpisah dari wadah utama, papeda dituangkan ke piring dan diberi kuah ikan kuning. Bagi penduduk lokal yang sudah terbiasa, makan papeda sama halnya dengan makan bubur ayam. Tinggal diseruput langsung masuk perut. Namun bagi yang pertama kali mencoba, disarankan mengkonsumsi sedikit demi sedikit agar perut tidak “kaget” dengan menu ini.
Makanan khas Indonesia Timur ini terbuat dari tepung sagu murni dengan aroma yang agak menyengat. Oleh karena itu jika Anda ingin mencoba membuat sendiri di rumah saya sarankan penyajiannya digabungkan dengan kuah kaya rasa sejenis kuah ikan kuning. Pilihan yang mungkin misalnya soto ayam, soto daging, kari dan sebagainya. Mari kita lestarikan wisata kuliner bangsa Indonesia. Selamat mencoba!




2. bambu gila

Masyarakat Maluku mengenal suatu kesenian tradisi unik yang erat hubungannya dengan nuansa mistis bernama bambu gila. Permainan bambu gila yang memiliki nama asli Baramasewel konon sudah ada sebelum tersebarnya agama Islam dan Kristen di tanah Maluku. Cara memainkan bambu gila sangat sederhana, para pemain hanya memeluk dan menahan laju bambu yang bergerak melonjak sesuai kemauan sang pawang.

Sebelum permainan bambu gila dimulai, sang pawang bertugas membakar kemenyan yang dibawanya menggunakan wadah dari tempurung kelapa. Asap dari pembakaran menyan kemudian “dimasukkan” ke dalam bilah bambu. Proses ini menjadi penting dalam permainan tradisional bambu gila, karena proses ini merupakan upaya untuk mengundang sesuatu yang gaib untuk masuk dan menggerakan bambu.

Ketika pawang sudah berhasil memasukan sesuatu yang gaib ke dalam bilah bambu, maka bambu dengan sendirinya akan bergerak. Para pemain harus memeluk dan menahan laju bambu di bawah kuasa sang pawang. Sepanjang permainan, sang pawang terus mengendalikan bambu dengan meneriakan mantra-mantra, “hei baramasuwel!” Bambu tersebut tidak akan berhenti bergerak sampai sang pawang memerintahkannya untuk berhenti.

Dalam masyarakat Maluku yang masih tradisional, aura mistis dalam permainan bambu gila akan terasa sangat kental. Pasalnya, orang-orang yang boleh memainkan bambu gila bukanlah orang sembarangan, melainkan mereka yang sudah terpilih. Para pemain diharuskan bertelanjang dada mengenakan atribut serba merah, termasuk pada celana dan ikat kepala. Permainan berlangsung dengan iringan musik, semakin cepat musik yang mengiringi, semakin liar dan cepat gerakan pada bambu. Umumnya permainan tradisional ini dimainkan oleh tujuh orang, atau bisa lebih tergantung pada panjangnya bambu yang digunakan.

Bambu yang dipilih dalam permainan ini juga tidak sembarangan. Bambu diambil dari hutan dengan melalui ritual khusus. Bambu yang dipilih biasanya bambu berdiameter 8-10 cm, dan dengan panjang mencapai 3 meter atau lebih. Bambu yang sudah dipilih kemudian diikatkan kain pada kedua ujungnya, dan diperlakukan secara khusus layaknya manusia. Permainan bambu gila merupakan salah satu kekayaan tradisi yang dimiliki nusantara, salah satu permainan rakyat yang bersumber dari kebudayaan Maluku yang adiluhung.

1. RUJAK NATSEPA



Siapa yang tidak ngiler melihat Rujak Natsepa ini?
Siapa yang tidak ngiler melihat Rujak Natsepa ini?
Rujak. Makanan ini kayaknya termasuk dalam makanan favorit Nusantara dengan versi yang berbeda-beda sesuai daerahnya. Kali ini saya mau mengangkat Rujak Natsepa. Ini rujak orang Ambon. Orang Ambon bilang, kalau ke Natsepa belum makan rujak, berarti belum makan rujaknya orang Ambon. Natsepa itu nama pantai di Ambon. Dari kota Ambon, perjalanan menggunakan mobil kira-kira 45 menit – 1 jam dengan jarak 19,9 kilometer. Kota Ambon itu kota kecil dengan kondisi geografis yang bergunung. Om Google bilang perjalanan sekitar 25 menit, ya itu kalau tanpa macet dan lain-lain. Dan ingat, ini bukan perjalanan jalan lurus tanpa belok dan tanpa gunung dan lembah. Bukan. Justru karena ada banyak naik turun dengan geografis yang demikian makanya perjalanan nyatanya sekitar 45 menit paling cepat, dari kota Ambon.  Sekarang ini, kalau Anda ke Ambon, ada jalan-jalan satu arah juga yang membuat Anda harus berputar ke satu jalan dulu baru bisa ke jalan utama. Anda juga bisa menggunakan angkot jurusan Suli, untuk bisa sampai ke Natsepa. Angkot itu sendiri melewati pantai Natsepa. Nah, rujak Natsepa dijual sepanjang pantai Natsepa. Ongkos angkot? Tiga ribu rupiah. Jauh dekat sama saja. Entah kalau supirnya lagi kurang duit mungkin Anda harus membayar 4000-5000 rupiah. Hehe…
Barisan mobil pengunjung yang datang ke kios-kios Rujak Natsepa.
Barisan mobil pengunjung yang datang ke kios-kios Rujak Natsepa.
Puluhan kios rujak yang berjejer rapi di tepi pantai Natsepa.
Puluhan kios rujak yang berjejer rapi di tepi pantai Natsepa.
Ada sekitar kurang lebih 48-50an kios rujak yang berjejer rapi di tepi pantai Natsepa. Barisan mobil berjejer masuk ke kios-kios itu. Saya masuk ke kios Mama Eva Haliwela. Semua kios menjual rujak yang sama. Ada juga es kelapa muda, jagung rebus, dan cemilan lain. Jadi pilih saja kios yang agak kosong supaya Anda jangan lama-lama ngiler melihat rujak pengunjung lain. Dan, sepiring kecil Rujak Natsepa dihargai 10 ribu rupiah.
Tampak buah-buahan tersedia di meja Mama Eva (berhanduk di kepala) yang sedang menyiapkan rujak buat saya.
Tampak buah-buahan tersedia di meja Mama Eva (berhanduk di kepala) yang sedang menyiapkan rujak buat saya.
Mama Eva menyambut kami dengan ramah. Di mejanya tersedia buah-buahan yang siap diolah menjadi rujak. Mangga, jambu air, nanas, pepaya, ketimun, belimbing, dan kedondong. Di kios lain ada juga petatas (ubi jalar) yang dimasukkan bersama dengan buah-buahan tadi. Berjejer rapi juga toples berisi kacang tanah yang sudah digoreng, gula merah (gula jawa), cabai rawit, dan tusuk gigi.
Buah-buahan yang digiling bersama gula merah dan kacang tanah goreng.
Buah-buahan yang digiling bersama gula merah dan kacang tanah goreng.
Mama Eva sudah punya stok kacang tanah yang digiling. Jadi ia hanya tinggal mengupas buah-buahan tadi dan memasukkan gula merah plus cabai rawit sesuai selera pengunjung, lalu digilinglah  semua itu. Saya cuma minta 1 cabai. Harum kacang goreng giling dan gula merah sangat menggoda! Sebentar-sebentar saya hanya bisa menelan ludah. Sabarrr..sabarrrr… Sebenarnya rujak hanya digiling sebentar supaya gula merahnya mencair. Jadi tak perlu sampai kacangnya hancur halus Kacang tanahnya harus banyak dan masih gilingan kasar. Ini juga termasuk kekhasan Rujak Natsepa, dan juga rujak Ambon lainnya. Kacang gilingnya masih kasar sehingga terasa betul kacang tanah yang masih bisa kita kunyah-kunyah sendiri. Tidak lupa saya pesan Es Kelapa Muda-nya.
Es Kelapa Muda bercampur susu kental manis dan sirup berwarna merah.
Es Kelapa Muda bercampur susu kental manis dan sirup berwarna merah.
Inilah, Rujak Natsepa! Siap santap.
Inilah, Rujak Natsepa! Siap santap.
Akhirnya, rujak siap disantap! Makan rujak di tepi pantai Natsepa sambil melihat orang menaiki Banana Boat di laut berair biru muda jernih ini sambil menyeruput Es Kelapa Muda yang dicampur susu kental manis dan sirup berwana merah. Sungguh sebuah kenikmatan berlibur yang menyenangkan! Aih menulis ini saja, saya ingin kembali ke sana hanya untuk makan Rujak Natsepa. Ngilerrr!…

Pantai Natsepa, Ambon.
Pantai Natsepa, Ambon.
Banana Boat yang tersedia bagi pengunjung Pantai Natsepa.
Banana Boat yang tersedia bagi pengunjung Pantai Natsepa.
O, ya, Pantai Natsepa bersih. Jadi setelah makan rujak, rugi kalau tidak mandi di sana. Anda bahkan tidak perlu masuk kawasan komersilnya yang dikenakan biaya. Karena dari kios rujak Anda bisa langsung lompat dari situ dan mandi. Habis makan, byurr! Iya, kios-kios rujak itu berada di atas air laut yang biru jernih. Tidak ada sampah di bawah kios-kios itu. Bahkan di jajaran kios itu, ada tangga yang bisa dipakai naik turun agar orang sehabis berenang langsung dari air bisa naik lewat tangga itu untuk makan rujak, atau sebaliknya . Saya membayangkan, saya sedang berenang, masih dalam air, lalu mendekat sebentar ke arah pantai ke arah kios, cukup berteriak (dari air), “Mama, beta mo pesan rujak satu!” Yang artinya, mama, saya mau pesan rujak satu porsi.
Inilah yang saya sebut, habis makan, byurr!
Inilah yang saya sebut, habis makan, byurr!
Karena ini kawasan wisata, orang tidak membuang sampah sembarangan. Tapi hampir semua tempat di kepulauan Maluku, kita akan amat teramat sangat jarang melihat sampah di laut. Kesadaran untuk tidak membuang sampah di laut, sangat tinggi di kalangan orang Maluku. Mungkin mereka tahu kalau ikan-ikan tidak akan muncul memakan makanan mereka jika ada sampah di laut. Ikan bisa mati karena sampah yang ada di perairan. Ikan adalah salah satu sumber makanan utama untuk orang Ambon, dan Maluku pada umumnya. Bagaimana akan menjual ikan, kalau ikan saja tidak ada? Logis ‘kan?!.
Oya, Ambon itu hanya salah satu pulau dari kepulauan Maluku yang lebih besar. Jadi kalau Anda bilang mau ke Ambon, itu berarti Anda hanya ke salah satu pulau yang bernama Ambon, dengan ibukota yang bernama sama. Kota Ambon merupakan kawasan bisnis yang paling maju dibanding pulau-pulau lainnya. Tapi jangan salah, ada banyak harta Maluku lainnya yang tersembunyi di pulau-pulau lainnya di Maluku. Bukan saja pantai, tapi juga gua, gunung, dan terutama alamnya yang kaya yang menyediakan segala rempah dan semua yang bisa dimakan, yang kalau dijual di Jakarta harganya akan selangit. Tidak heran, orang Eropa ngiler mengincar rempah-rempah sampai ke bumi Pattimura.
Oke, Rujak Natsepa dan Pantai Natsepa. Ini hanya secuil dari kekayaaan Maluku yang ada. Saya masih punya  “harta” Maluku yang lain di tulisan-tulisan berikutnya. Hmphh.. Aduh Mama, beta masih menelan ludah membayangkan gilingan kacang tanah dan nanas yang manis dan gurih itu…
Masih terbayang, makan rujak di tepi laut.Masih terbayang, makan rujak di tepi laut.
ayooooo ke Natsepa,,